Selasa, 26 Agustus 2014

Pendidikan Kritis

By Unknown   Posted at  6:28 PM   Wacana No comments

Pedagogi kritis dapat dimaknai sebagai pendidikan kritis yang selalu mempertanyakan dan mengkritisi pendidikan itu sendiri, dalam hal fundamental tentang pendidikan baik dalam tataran filosofis, teori, sistem, kebijakan maupun implementasi-implementasinya.


Secara bahasa pedagogi berasal dari bahasa Yunani kuno yang terdiri dari dua kata yaitu Pais yang berarti anak (child) dan agi yang berarti memimpin (lead). Jadi pedagogi berarti memimpin anak (lead the child). Dalam perkembangannya pedagogi sering dimaknai pendidikan atau ilmu mendidik anak yang belum dewasa. Sedangkan ilmu mendidik orang dewasa disebut andragogi.

Pendidikan merupakan suatu proses di dalam menemukan transformasi, baik dalam diri, maupun komunitas. Oleh sebab itu, proses pendidikan yang benar adalah membebaskan seseorang dari berbagai kungkungan, intimidasi, dan eksploitasi. Salah satu aspek tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU RI SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, tentang membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur melalui proses pembentukan kepribadian, kemandirian dan norma-norma tentang baik dan buruk. Pendidikan diartikan sebagai suaatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. Pasal 1 UU Sitem Pendidikan Nasional juga menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, akhlak serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan demikian manusia dengan pendidikan yang dijalaninya akan menjadi manusia yang berkepribadian utuh.

Pedagogi kritis merupakan pendekatan pembelajaran yang berupaya membantu siswa untuk mempertanyakan dan menantang dominasi serta keyakinan dan praktek-praktek. Pedagogi kritis dapat dimaknai sebagai pendidikan kritis yang selalu mempertanyakan dan mengkritisi pendidikan itu sendiri dalam hal fundamental tentang pendidikan baik dalam tataran filosofis, teori, sistem, kebijakan maupun implementasi-implementasi. Pedagogi kritis sering diindukkan dengan madzab Frankfurt dan post modernisme. Pedagogi kritis mendapat pengaruh yang kuat dari Paulo Freire (sering dipandang sebagai pelopor pemikir pedagogi kritis). Pedagogi kritis mempunyai akar ideologi politik dalam konteks perjuangan sosial/ transformasi kondisi sosial politik dari kekuasaan yang opresif untu mencapai tatanan sosil politik yang adil dan egaliter.

Conscientiazion (perwujudan kesadaran kritis) akan membawa pada pendidikan yang membebaskan yang berfokus pada pengembangan kesadaran kritis melalui pemahaman hubungan antara masalah individu dan pengalaman dengan konteks sosial dimana individu itu berada. Untuk itu perlu melibatkan siklus teori, aplikasi, evaluasi, refleksi dan kemudian kembali lagi pada teori. Siklus tersebut akan mendorong kesadaran kritis manusia akan diri dan lingkungannya.

Constuctivisme merupakan landasan filosofis bagi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning), dimana siswa/peserta didik merupakan subjek yang aktif dalam mengkontruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman melalui aksi dan refleksi. Untuk itu pembelajaran tidak bisa memandang bahwa peserta didik sebagai bejana yang harus diisi oleh guru/pendidik sebagaimana layaknya menabung di bank dan guru sebagai penabungnya untuk mengisi tabungan peserta didik yang masih kosong. Pendidik dan peserta didik sama-sama belajar dari masalah yang dialami dalam kehidupannya. Metode inilah yang amat menentukan pendidikan yang benar seperti pernyataan Freire “Without dialog there is no communication, and without communication there can be no true education”. (Tanpa dialog, tak ada komunikasi, dan tanpa komunikasi akan menjadi pendidikan yang tak benar).

Terlepas dari dimensi politik ideologi dan teori yang rumit, implementasi pembelajaran di kelas dapat mengambil manfaat dari pedagogi kritis untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam membantu generasi mendatang memiliki karakter yang baik serta kapabilitas produktif yang tinggi dengan basis nilai yang dapat memanusiakan manusia. Maka menjadi tugas kita semua sebagai mahasiswa fakultas pendidikan untuk mengawal jalannya pendidikan kritis yang baik dan benar sebagaimana pasal 1 UU Sitem Pendidikan Nasional untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, terlebih di institusi yang berlabelkan Islam ini (IAIN Walisongo Semarang).


Oleh: Diyah Suci (Mahasiswi TBI 2011 dan Staff Kementerian Sosial dan Politik BEM FITK 2014)


*Tulisan ini dibuat sebagai bahan materi FGD OPAK 2014


About the Author

Nulla sagittis convallis arcu. Sed sed nunc. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.
View all posts by: BT9

0 komentar:

Back to top ↑
Connect with Us

What they says

PKM Lantai I Kampus 2 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Walisongo
Jl. Prof. Dr. Hamka Km. 2 Ngaliyan Semarang
Hp.: 08985671169
e-mail: bemfitkws@gmail.com
© 2013 BEM FITK WALISONGO. WP Mythemeshop Converted by Bloggertheme9
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.